Masyarakat Diminta Tetap Waspada, Kemenkes: Belum ada Penularan Virus Marburg di Indonesia

- Rabu, 29 Maret 2023 | 16:55 WIB
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

STRATEGI.ID - Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyatakan, belum ada laporan kasus atau suspek penyakit Marburg di Indonesia.

Meski demikian, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi tetap meminta masyarakat untuk waspada.

“Gejala yang dialami (pasien Marburg) berupa demam, kelelahan (fatigue), muntah berdarah, dan diare,” ujar Siti Nadia Tarmidzi dalam keterangan resmi, Selasa, 28 Maret 2023.

Baca Juga: Pemerintah Salurkan THR sebesar Rp38,9 triliun, Dicairkan ke PNS Mulai 4 April

Nadia menyatakan, Indonesia telah melakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment) penyakit virus Marburg pada 20 Februari 2023.

"Hasilnya didapatkan bahwa kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia adalah rendah,” lanjut Nadia.

Berdasarkan laporan WHO, ada 9 kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan di Provinsi Kie Ntem.

Virus Marburg merupakan satu family dengan virus ebola. Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: Ini Kisah Asal Mula Kurma Dikonsumsi untuk Berbuka Puasa

Adapun melalui benda yang terkontaminasi virus Marburg. Virus Marburg menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar/primate.

Kelelawar host alami virus Marburg yaitu Rousettus aegyptiacus, bukan merupakan spesies asli Indonesia dan belum ditemukan di Indonesia.

Namun, perlu diketahui Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini. Gejala penyakit ini mirip seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia.

Gejala tersebut memuat penyakit dengan virus Marburg sulit diidentifikasi.

Baca Juga: Kapolri Mutasi 473 Pejabat Polri, Kapolda Metro Dijabat Irjen Pol Karyoto

Gejala tersebut berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses.

Halaman:

Editor: Berry Nuryaman Hariyanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X