STRATEGI.ID - Pertemuan mendadak antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada Kamis sore, 26 Januari 2023 kontan saja menimbulkan reaksi publik di tengah semakin meningkatnya suhu politik jelang Pemilu 2024.
Banyak dugaan, pertemuan empat mata dadakan ini dikaitkan dengan proses reshuffle kabinet. Utamanya akibat manuver pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden dari Partai Nasdem yang dilakukan oleh Surya Paloh sebagai bentuk pengkhianatan terhadap koalisi Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Yang harus dicermati, pertemuan Jokowi dan Surya Paloh terjadi tepat sehari setelah AHY mengeluarkan rilis pernyataan tertulis pada Rabu, 25 Januari 2023.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Waspada, Bareskrim Selidiki Modus Penipuan Lewat Undangan Pernikahan
Dalam rilisnya, putra pertama Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tersebut menyebutkan kalau ketiga partai (Nasdem, Demokrat, PKS) sudah satu pandangan untuk membentuk Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (Bacapres) 2024.
Pada konteks itu tentu pertemuan Jokowi – Surya Paloh tidak serta merta bisa dimaknai sekedar hanya untuk membahas reshuffle kabinet.
Sejak awal, pencalonan Anies Baswedan oleh Nasdem mestinya tidak dibaca sebagai langkah politik yang merepresentasikan adanya pembangkangan yang dilakukan oleh Surya Paloh terhadap koalisi Kabinet Indonesia Maju.
Apa yang dilakukan oleh Surya Paloh justru merupakan bentuk tindakan pengamanan terhadap kepentingan Jokowi dan koalisi Kabinet Indonesia Maju.
Baca Juga: Bikin Heboh Warganet! Song Joong Ki Umumkan Pernikahannya dengan Katy Louise Saunders
Dengan kata lain, manuver politik yang dilakukan oleh Surya Paloh dengan mencalonkan Anies Baswedan sebagai Presiden dari Partai Nasdem justru merupakan upaya mengkanalisasi gerakan Anies Baswedan yang berusaha menampilkan citra tokoh protagonis bagi kelompok kontra Jokowi demi memuluskan ambisinya untuk naik sebagai Presiden di 2024.
Wajar jika kemudian, pengumuman reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang kuat diduga akan mengganti Menteri-menteri dari Nasdem tak kunjung diumumkan oleh Presiden Jokowi.
Siasat yang dimainkan oleh Jokowi dan Surya Paloh nampaknya dengan mudah dibaca oleh SBY yang kemudian memerintahkan AHY memainkan Demokrat untuk mendorong Anies Baswedan dicalonkan sebagai Presiden dan kemudian mengajak calon mitra koalisinya untuk segera membentuk Sekretariat Perubahan.
Manuver politik AHY tersebut membuat posisi Surya Paloh terjepit antara Jokowi dan Anies Baswedan dimana Nasdem ada dalam kepungan Demokrat dan PKS dalam persekutuan Koalisi Perubahan.
SBY via AHY ingin memaksa Surya Paloh untuk benar-benar meninggalkan Kabinet Indonesia Maju dan total bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk mengusung Anies Baswedan.
Baca Juga: Ini Alasan Harus Beli Bajaj Qute, Cocok Banget di Perkotaan Padat Seperti Jabodetabek!
Artikel Terkait
Profil Tokoh Surya Paloh Taipan Media Indonesia
Nonaktikan dari DPP Nasdem, Zulfan Lindan Beri Pesan Menohok ke Surya Paloh
Istana Konfirmasi Pertemuan Presiden Jokowi dan Ketum Nasdem Surya Paloh
Presiden Jokowi Minta Masyarakat untuk Bersyukur karena PPKM Sudah Dicabut
Presiden Jokowi Beri Kebebasan Kaesang Terjun Politik, Hasto: PDI Perjuangan Siap Menerima