STRATEGI.ID - Pada tanggal 28 September 2023, tenggat waktu pengosongan Pulau Rempang telah ditetapkan, dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, akhirnya memberikan penjelasan terkait isu ini.
Menurut Bahlil Lahadalia, tanggal pengosongan telah diputuskan sejak awal, tetapi yang lebih penting saat ini adalah bagaimana berkomunikasi dengan warga Pulau Rempang dalam proses ini.
Meskipun tanggal pengosongan sudah ditetapkan, fokus utama saat ini adalah memastikan komunikasi yang baik dengan warga Rempang dan memanfaatkan investasi asing untuk kepentingan bersama.
1. Mengedepankan Komunikasi Baik dengan Warga
Bahlil Lahadalia menggarisbawahi pentingnya berkomunikasi secara baik dengan warga Pulau Rempang.
Baginya, lebih dari sekadar menentukan tanggal pengosongan, penting untuk memahami bagaimana berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Pulau Rempang akan menerima investasi berupa Foreign Direct Investment (FDI), yang merupakan penanaman modal langsung dari pihak asing.
Bahlil menjelaskan bahwa semua negara bersaing untuk menarik investasi asing demi menciptakan lapangan kerja baru.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Sepak bola Asian Games 2023, Inilah Daftar Pemain Timnas Indonesia vs Kirgistan
Dia mengingatkan bahwa sementara kita menunggu, negara-negara tetangga mungkin sudah lebih dulu mendapatkan investasi tersebut. Oleh karena itu, penting untuk bertindak cepat.
3. Nilai Investasi yang Signifikan
Menurut Bahlil, nilai investasi yang akan masuk ke Pulau Rempang mencapai lebih dari Rp 300 triliun. Pada tahap pertama, investasi sebesar Rp 175 triliun akan masuk.
Artikel Terkait
Teriakan Puan Presiden oleh Bahlil Lahadalia Dipersoalkan Golkar
Menteri Bahlil Minta IMF Tidak Campuri Urusan Dalam Negeri Indonesia
Ternyata Tomy Winata adalah Bos Megaproyek Rempang Eco City
Peristiwa Rempang Galang, Tengku Said Syafawi: Solidaritas Melayu itu Jangan Dicabar
Ketua Dewan Adat Papua: Prihatin dengan Kondisi Kemanusiaan di Rempang Galang Batam