Mengenal Profil Sarwono Kusumaatmadja, Sekjen Golkar Era Presiden Soeharto, 3 Tahun Dikuntit oleh Intelijen

STRATEGI.ID - Profil Sarwono Kusumaatmadja menceritakan bahwa saat dirinya menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Golkar era Presiden Soeharto, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini sampai dikuntit oleh Intel selama tiga tahun.

Profil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Golkar era Presiden Soeharto, Sarwono Kusumaatmadja, 3 Tahun dikuntit oleh Intelijen, dan segala aktivitas sehari-harinya sampai dicatat oleh para Intelijen.

Dalam profil Sarwono Kusumaatmadja menceritakan saat itu ia ditunjuk langsung oleh Presiden Soeharto untuk menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar walaupun sempet gerah dikuntit Intelejen selama 3 tahun

Baca Juga: Menjelajahi Spesifikasi iPhone 14 Pro Max untuk Era Ponsel Canggih Masa Depan

Padahal posisi itu sebenarnya hak militer, dan segala aktivitas sehari-harinya sampai dicatat oleh para Intelijen.

Sarwono Kusumaatmadja menjelaskan ia menjabat sebagai Sekjen Golkar di masa kepemimpinan Ketua Umum Soedharmono.

Karena menjabat sebagai Sekjen Golkar dan bukan dari kalangan militer, maka Sarwono Kusumaatmadja harus dibuntuti Intelijen.

Baca Juga: Krisdayanti Sukses dalam Menggelar Konser di Singapura, Meski Dikabarkan Sempat Terancam Batal

Bahkan sebelum menjadi Sekjen, waktu Munas Golkar tahun 1987, ada Kolonel dari Intelijen bilang ke Sarwono Kusumaatmadja bahwa ia diproksikan sebagai Sekjen Golkar.

Pada saat itu M.Yusuf yang menjadi Panglima TNI, Dedi Mulyadi menjelaskan M.Yusuf sangat populer, jujur, sederhana, punya integritas yang sangat tinggi.

Setelah menjadi Sekjen Golkar, Sarwono Kusumaatmadja mendatangi Benny Moerdani untuk berterima kasih karena telah didukung.

Bukan hanya berterima kasih, Sarwono Kusumaatmadja juga hendak menanyakan alasan militer mempercayakan jabatan Sekjen Golkar pada dirinya.

Baca Juga: Hati-hati AS-NATO, Rusia Bakal Luncurkan Serangan Pencegahan Jika Senjata Nuklir Dikirim ke Ukraina

Namun, Benny Moerdani justru meminta Sarwono Kusumaatmadja menanyakan langsung pada orang yang menyuruh yaitu Presiden Soeharto.