STRATEGI.ID-Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Muzani mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo terkait anggota TNI Polri aktif tidak memungkinkan menjabat sebagai penjabat (Pj) gubernur.
Menurut dia, pernyataan presiden itu sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap semangat reformasi.
"Saya kira pernyataan itu sebagai komitmen Presiden Jokowi dalam menjaga semangat dan amanah dari reformasi. Dimana TNI Polri tidak lagi diperkenankan terlibat dalam politik praktis. Jadi menurut saya itu adalah sebuah langkah maju bagi demokrasi Indonesia," kata Muzani dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Jumat (21/1/22).
Baca Juga: Update DPR RI, Ini 9 Lokasi yang Terindikasi Kecurangan Seleksi CPNS
Menurut Muzani, jabatan kepala daerah merupakan jabatan politik. Oleh sebab itu, kata Muzani, keputusan presiden melarang anggota TNI Polri aktif menjadi Pj Gubernur patut diapresiasi. Karena itu merupakan sebuah keputusan baik untuk menjaga integritas dan netralitas seorang perwira TNI maupun Polri.
"Keputusan presiden ini juga patut diapresiasi. Karena presiden tahu apabila Pj dijabat oleh TNI Polri, maka itu resisten terhadap keterlibatan dalam politik praktis. Tapi, dengan keputusan ini presiden menjamin adanya netralitas dan integritas di tubuh TNI Polri," jelas Muzani.
Di sisi lain, lanjut politisi Partai Gerindra itu, Indonesia sebagai negara demokratis menjunjung tinggi supermasi sipil. Supremasi sipil, kata Muzani, sangat berkaitan dengan prinsip dasar demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Baca Juga: Update DPR RI, Memenuhi Produk Industri Dalam Negeri Bentuk Wujud Nawacita Jokowi
"Oleh karena itu Indonesia sebagai negara demokrasi harus berprinsip pada supermasi sipil. Angkatan bersenjata juga harus di bawah kontrol demokrasi, yang intinya adalah rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi,” jelas legislator dapil Lampung I itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa anggota TNI/Polri aktif tidak memungkinkan menjabat Pj gubernur karena aturan dasar dari UU Pilkada tidak memungkinkan. Penunjukkam Penjabat (Pj) gubernur merupakan agenda pemerintah dalam rangka penyelenggaraan Pemilu 2024.
"Pejabat TNI-Polri aktif tidak mungkin menjadi penjabat kepala daerah tingkat I (Gubernur), UU-nya tidak memungkinkan," ungkap Presiden Jokowi pada pertemuan dengan beberapa pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan ***
Artikel Terkait
Update DPR RI, Politisi PKS: PT Bukit Asam Melebihi Jumlah Target Pasokan Batubara ke PLN
Update DPR RI, Rawan Bencana Alam : Ace Hasan Syadzily Mendorong Grand Design Mitigasi Bencana di Pandeglang
Update DPR RI, Memenuhi Produk Industri Dalam Negeri Bentuk Wujud Nawacita Jokowi
Update DPR RI, Ini 9 Lokasi yang Terindikasi Kecurangan Seleksi CPNS
Update DPR RI, Capaian Belanja APBD Rendah, ini Kata Puteri Anetta Komarudin