STRATEGI.ID - Koalisi KOPI (Kolaborasi Orang-muda atas Perubahan Iklim) adalah komunitas yang melakukan konsolidasi orang-orang muda Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk beraksi iklim lewat lokakarya ‘Gotong Royong Untuk Flobamora’ yang dilaksanakan di Wisma St. Fransiskus, Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende.
Lokakarya ini mengajak 64 komunitas dari 12 daerah, yang bergerak di berbagai isu atau sektor, tidak hanya lingkungan, tetapi seni budaya, pendidikan, anak, hingga gender.
Tujuan lokakarya ini adalah membangun jaringan antar komunitas agar semakin banyak orang lagi yang peduli dan bergerak melakukan aksi iklim lebih masif di NTT.
Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Ungkap Target di Piala AFC
Christian Natalie perwakilan Koalisi KOPI menyatakan, “Sebelum adanya proses konsolidasi ini, Koalisi KOPI telah melakukan survey dan pemetaan terhadap 134 perwakilan komunitas anak muda NTT yaitu di Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, Kota Kupang, Kab. Kupang, Timor Tengah Selatan, dan. Sumba Timur".
"Pemetaan tentang aktivitas, cakupan jejaring, pengelolaan komunitas serta apa saja kebutuhan mereka. Sehingga lokakarya ini adalah tindak lanjutnya dengan mempertemukan dan mengkonsolidasikan 64 komunitas diantaranya. Mari dukung aksi-aksinya!”, lanjutnya.
Agenda lokakarya berlangsung selama 25-28 April 2022 yang diawali dengan penguatan kapasitas kelompok, berbagai kegiatan fasilitasi, pembuatan visi 5 tahun dan rencana aksi bersama ke depan, penyusunan protokol koordinasi dan komunikasi, serta penyusunan linimasa aksi dan pemetaan kebutuhan dukungan.
Konsolidasi ditutup melalui komitmen melalui manifesto yang ditandatangani bersama. Adapun visi bersama jaringan komunitas orang muda NTT adalah terwujudnya gotong royong komunitas di NTT untuk mengatasi krisis iklim demi bumi pulih dan kemanusiaan, melalui kolaborasi antar komunitas, baik itu pendanaan maupun aksi yang mencakup penguatan kapasitas, acara atau festival publik, kampanye digital, dan penguatan basis produksi komunitas.
Baca Juga: Persija Jakarta Ajak Media Buka Puasa Bersama
Arti Indallah, perwakilan dari Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (HIVOS) menerangkan, “Komunitas-komunitas yang hadir diproses konsolidasi ini sudah memiliki inisiatifnya masing-masing, dengan adanya manifesto bersama tersebut dapat menjadi penjait diantara inisiatif yang telah terbentuk sehingga teman-teman ini kerjanya lebih terarah dan bisa lebih menyatukan kekuatan untuk mencapai visi di manifesto tersebut", terangnya.
"Selain itu, manifesto ini dapat menjadi sebuah ajakan bersama bagi komunitas lain di NTT untuk beraksi bersama dalam mengurangi dampak krisis iklim di NTT.” lanjutnya.
Analisa laporan dari The Global Carbon Project menyebutkan bahwa Indonesia berada dalam daftar 10 besar negara penghasil emisi karbon di dunia.
Krisis iklim telah memberi dampak yang besar pada manusia dan lingkungan di berbagai sektor mulai dari pangan, tanah, air, energi, hingga pendidikan, ekonomi, budaya, dan gender.
Baca Juga: Mahfud MD : Saya Tak Pernah Bilang TNI Akan Kudeta
Artikel Terkait
4,9 MW Ladang Tenaga Surya untuk Mendanai Proyek Komunitas Aborigin
Bamsoet Resmikan Rumah Bersama Komunitas Bikers di Indonesia
Peringati Hari Musik Nasional, Komunitas Seniman Jawa Timur Gelar Laras Gamelan
Peringati Hari Kartini Persib Bandung Gelar Kegiatan Bersama Komunitas Perempuan
Di Hari Kartini Persib Bandung Gelar Kegiatan Bersama Komunitas Perempuan