strategi.id- Sebelum perempuan Amerika berhak nyoblos dalam pemilu, pada 1916, gerakan perempuan di Indonesia telah berani mengirimkan mosi kepada Pemerintah Belanda.
Sayangnya, lebih dari 100 tahun sejak Putri Mardika mengajukan mosi kepada gubernur jenderal Belanda agar perempuan diperlakukan sama di mata hukum, rupanya tak banyak kemajuan terjadi di Indonesia terkait perlakuan terhadap perempuan.
Baca Juga : Sejarah Hari Ayah ternyata Berawal dari Hari Ibu
Gerakan Perempuan di Nusantara semakin maju dan beradab paska mosi dari Putri Mardika. Bahkan, delapan tahun kemudian, Partai Komunis Indonesia (PKI) mencanangkan satu hari khusus untuk membahas peran gerakan perempuan melawan kapitalis dan kolonialis dalam Kongres PKI pada 7-10 Juni 1924.

Hari tersebut menjadi asal mula Kongres Perempuan yang dengan sengaja diubah menjadi Ibu">Hari Ibu oleh Rezim Soeharto.
Pada Kongres PKI ke-5, Raden Soekaesih dan Munapsiah, dua perempuan mantan anggota Sarekat Rakyat mengatakan bahwa perempuan harus berjuang jika tidak ingin disisihkan oleh kapitalisme.
Baca Juga: Jokowi dan Kabar Hoaks Dirinya Aktivis PKI
Menurut mereka, perempuan telah berjuang sejak zaman Majapahit, dan harus terus berjuang menolak menjadi kaki tangan kapitalisme.
Jadi, kalo kamu mengaku laki-laki gerakan tapi masih mendiskreditkan peran perempuan dalam gerakan, coba referensi bacaannya ditambah.
Gerakan perempuan, terutama perempuan komunis, paska kongres di Jakarta ini dikabarkan sangat gigih dan militan.
Hingga akhirnya, empat tahun kemudian, Ibu Suwardi (Nyi Hajar Dewantara), Ni Suyantin (Pemimpin Puteri Indonesia dan Pamong Taman Siswa), dan Nyonya Sukonto (guru His, anggota Wanito Utomo) berhasil memprakarsai pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia pertama di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928.
Artikel Terkait
Hari Ibu di Tengah Pandemi
Nathalie Holscher Pamer Test Pack di Hari Ibu, Isteri Sule Hamil?
10 Ucapan Hari Ibu yang Sangat Romantis Diucapkan Untuk Ibu Tercinta
Profil Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani yang Gugur Dibunuh dalam G30S PKI, Berkarir Cemerlang Pembenci Komunis
Biografi Pahlawan Revolusi Pemberontakan PKI 30 September 1965: Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani
Kyai Muhyiddin Ingatkan Umat Islam Khususnya Waspada PKI